Sunday 12 September 2010

Cairan dan Elektrolit



A. Pengertian
Kita memerlukan cairan dan elektrolit dalam proporsi yang benar dalam berbagai jaringan agar kondisi tubuh tetap sehat. Kekurangan cairan akan lebih parah dari pada kekurangan bahan makanan. Air merupakan bagian besar dari jaringan yang berfungsi mempertahankan konsentrasi normal garam dalam jaringan dan mengatur berbagai proses dalam tubuh sehingga terjadinya proses osmosis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelatrut) dan zat tertentu (zat pelarut).
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbanagan cairan tubuh bergantung anatara satu dengan yang lainnya. Jika salah satu terganggu, maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
a. Cairan
Berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari ± 60% cairan (air dan elektrolit) atau 50 liter air dalam tubuh pada seseorang dengan berat badan rata-rata 70 kg.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi jumlah cairan dalam tubuh yaitu umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak tubuh. Karena wanita memiliki kandungan lemak lebih banyak, jumlah air dalam seorang wanita sekitar 10% lebih sedikit dari laki-laki.Air membentuk 75% tubuh bayi, 60%- 70% laki-laki (umur 20-40 tahun), sekitar 50% pada wanita (20-40 tahun) , dan 45-50% pada tubuh orang yang berusia lanjut.
Cairan yang terkandung dalam dua kontapartemen utama dalam tubuh, yaitu:
• Cairan intraselular (CIS) atau disebut juga cairan dalam sel yaitu sekitar 70% atau dua per tiga jumlah total air dalam tubuh. CIS ini merupakan medium tempat terjadinya aktivitas kimia sel.
• Cairan ekstraselular (CES) atau disebut juga dengan cairan luar sel, yaitu sekitar 30% jumlah total air dalam tubuh.. CES ini merupakan medium untuk pengangkutan zat kimia dari satu sel, ke sel yang lain. Air ini terdapat dalam :
- Cairan interstisiel adalah cairan yang terletak diantara sel;
- Cairan intravascular (plasma) adalah cairan di dalam sistem vasculer,dan;
- Cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebro spinal, cairan intra okuler, dan sekresi saluran cerna.
Kurang lebih 3 liter dari rata-rata 6 liter cairan darah terdiri dari plasma. Tiga liter sisanya terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Khusus buah-buahan dan sayur-sayuran mengandung lebih dari 85% air. Sejumlah air dalam tubuh juga diperoleh dari oksidasi makanan.

b. Elektolit
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intraverna dan didistribusikan keseluruh bagian tubuh.
Elektrolit dalam cairan tubuh merupakan kimia aktif (kation, yang mengandung muatan positif dan muatan negatif). Kation-kation utama dalam caiaran tubuh adalah natrium, kalium, kalsium, dan maganesium. Sedangkan anion-anion utamanya adalah klorida, bikarbonat,fosfat,sulfat, dan proteinat.
Konsentrasi elektrolit dalam CIS berbeda dari konsentrasi dalam CES. Perbedaannya yaitu karena teknik-teknik khusus dibutuhkan untuk ukur konsentrasi elektrolit dalam CIS. Umumnya elektrolit diukur pada bagian yang paling mudah didapatkan dari cairan tubuh ekstraseluler yaitu plasma.
Ion natrium yang bermuatan positif jumlahnya jauh melebihi katon lain dalam cairan ekstraseluler karena natrium mempengaruhi konsentrasi CES.
Tubuh mengeluarkan sejumlah besar energi untuk mempertahankan konsentrasi natrium ekstraseluler yang tinggi. Tubuh melakukan hal ini dengan cara pompa membran sel yang akan menukar ion-ion natrium dan kalium. Pergerakan cairan yang normal melalui dinding kapiler kedalam jaringan, tergantung pada kekuatan tekanan hidrostatik (tekanan yang dihasilkan oleh cairan pada dinding pembuluh darah) pada kedua ujung pembuluh arteri dan vena dan tekanan osmotik yang dihasilkan oleh protein plasma.
• Elektrolit Utama Dalam Tubuh Manusia
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan non elektrolit. Non elektrolit adalah zat pelarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidk bermuatan listrik, seperti protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida, dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, bikrbonat, fosfat, dan sulfat.
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan yang lainnya. Tetapi meskipun konsentrasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralistik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif
• Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam 3 fase, yaitu:
1. Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, nutrisi, dan oksigen yang diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
2. Fase II :
Cairan interstinal dengan komponennya pindah dari darah kapiler kedalam sel.
3. Fase III :
Cairan dan subtansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstisial masuk kedalam sel.



Metode Perpindahan Cairan dan elektrolit tubuh:
- Difusi :
Yaitu kecenderungan alami dari suatu subtansi untuk bergerak dari suatu area dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke area dengan konsentrasi yang lebih rendah.
- Filtrasi :
Yaitu tekanan hidrostatik dalm kapiler yang cenderung untuk menyaring cairan keluar dari kompartemen vaskuler kedalam cairan interstisiel.
- Osmosis:
Yaitu perpindahan cairan yang menembus membrane semi permeable dari area dengan konsentrasi zat pelarut rendah ke area dengan konsentrasi zat pelarut yang lebih tinggi.
- Aktif transport:
Yaitu pompa fisiolgis yang memindahkan cairan dari area dengan konsentrasi yang lebih rendah ke area dengan konsentrasi lebih tinggi.

B. Rute Pemasukan dan Kehilangan
Air dan elektrolit diperoleh dengan dengan berbagai cara. Dalam keadaan sehat, seseorang dapat memperoleh cairan dari minum, makan dan oksidasi makanan dalam tubuh. Dalam beberapa penyakit, cairan bisa diberikan melalui jalur parenteral (secara intravena atau subkutan) atau melalui selang nutrisi enteral dalam lambung atau intestine.
Organ-organ tempat kehilangan cairan:
- Ginjal
- Kulit;
- Paru-paru, dan;
- Traktus gastrointestinal.

C. Keseimbangan Air
Keseimbangan air dapat dicapai dengan asupan dan pengeluaran air yang seimbang.Sedangkan masalah utamanya adalah bagaimana cara mempertahankan cukup air dalam tubuh.
Di dalam tubuh seorang yang sehat, volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas nyaman. Dalam kondisi normal, intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh, maka tubuh akan kehilangan cairan antara lain melalui proses penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal (urine), eksresi pada proses metabolisme.
• Intake Cairan
Selama aktifitas dan temperatur sedang, orang dewasa minum kira-kira 1500 ml/hari. Sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml/hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml/hari diperoleh dari makanan dan oksidasi selama proses metabolisme.
• Output Cairan
Kehilangan cairan tubuh dapat melalui:
Urin
Proses pembentukan urin oleh ginjal dan eksresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urin sekitar 1400-1500 ml/jam. Pada orang dewasa yang sehat kemungkinan produksi urin bervariasi dalam setiap harinya.Bila aktivitas kelenjar meningkat, maka produksi urin akan menurun supaya tetap mempertahankan kesaimbangan dalam tubuh, begitu pula sebaliknya.
- IWL (Insesible Water Loss)
Insesible water loss terjadi melalui kulit dengn mekanisme difusi. Pada orang dewasa, normal kehilanagn cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 ml/hari. Tapi apabila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat, maka IWL dapat meningkat.
- Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas. Respon ini berasal dari anterior hypothalamus. Sedangkan impulsnya di transfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan saraf simpatis pada kulit.
- Feces
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 ml/ hari yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat terjadi dalam berbagai kondisi yang mengakibatkan :
a. Defisiensi cairan:
Defisiensi cairan atau kelebihan cairan ini terjadi pada koma,
ketidakmampuan untuk menelan, tidak memiliki air minum seperti pada saat dipadang pasir atau di tengah laut.
b. Defisiensi natrium:
Defisiensi yang terjadi pada keringat berlebih jika cairan hanya di gantikan tanpa garam dan pada penyakit Addison, penyakit korteks adreal.
c. Defisiensi kalium
Defisiensi kalium atau kelebihan kalium ini terjadi pada diare, krisis diabetik, terapi diuretik jangka panjang, ketika pasien diberi infuse. glukosa- salin jangka panjang tanpa tambahan kalium. Kelebihan kalium ini terjadi pada cedera jaringn berat dan gagal ginjal kronik.

D. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Umur
Kebutuhan intake intake cairan bervariasi tergantung dari usia. Karena usia sangat berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibandingkan dengan usia dewasa.
- Iklim
Orang yang di daerah yang panas(suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubu dan elektrolit melalui keringat.
- Diet
Diet seseorang berpenaruh pada intake cairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat, maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga kaya akan serum albumin dan catatan protein akan menurun padahal keduanya sanagt diperlukan dalam poses keseimbanagn cairan seingga hal ini akan menyebabkan edema.
- Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glikogen otot.

No comments:

Post a Comment