Monday 27 September 2010

Teori Keperawatan Menurut Callista Roy

Berkembangnya teori keperawatan model adaptasi oleh sister Callista Roy ini terjadi pada tahun 1964.dugunakan sebagai landasan dan model konsep yang esensial dalam pendidikan keperawatan. Model ini banyak Model ini merupakan model yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku yang adaptif dan mampu merubah perilaku yang mal adaptif atau memandang klien sebagai suatu sistem adaptasi secara keseluruhan.
Tujuan dari model adaptasi ini adalah membantu seseorang untuk beradaptasi terhdap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, dan fungsi peran dan hubungan interdependensi selama sakit (Marriner-Tomery,1994). Kebutuhan asuhan keperawatan muncul ketika klien tidak dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Dalam memahami konsep model ini, Calista roy mengemukakakan konsep keperawatan dengan model adaptasi yang memiliki beberapa pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya antara lain :
1.Manusia adalah mahluk biopsikososial yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya.Seseorang dapat dikatakan sehat jika mampu memenuhi kebutuhan biologis,psikologis, dan sosialnya.2.Untuk mencapai suatu homeostatis atau terintegrasi, seseorang harus beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi.Kemampuan adaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga penyebab, yaitu penyebab utama terjadinya perubahan situasi dan kondisi yang ada yang ada serta keyakinan dan pengalaman dalam beradaptasi atau kemampuan untuk melakukan peran dan fungsi secara optimal.
3.Terdapat tiga tingakatan adaptasi yang dikemukakan oleh Roy, diantaraya:
a. Focal stimulasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseoarang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seorang individu.
b. Kontekstual stimulus adalah stimulus lain yang dialami seseorang, baik stimulus internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi. Kemudian dapat dilakukan observasi dan diukur secara subjektif.
c. Residual stimulus yaitu stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang susah untuk diobservasi.




4. Sistem adaptasi mempunyai empat metode adaptasi, yaitu:
a. Fungsi fisiologis
komponen sistem adaptasi ini diantaranya:
- Oksigenasi: menggambarkan pola penggunaan oksigen berhubungan dengan respirasi dan sirkulasi.Karena oksigen berperan sangat penting dalam proses metabolisme sel.

- Nutrisi: menggambarkan substansi organik dan non organik yang ditemukan dalam makanan yang diperlukan oleh tubuh.
- Eliminasi: menggambarkan pola eliminasi normal (menghitung berapa intake dan output normal).
- Aktifitas dan istirahat: menggambarkan pola aktivitas, latihan, istirahat dan tidur sehari-hari. Karena dengan bergerak, tubuh menjdi sehat, sistem pernapasan berfungsi dengan baik dan metabolisme tubuh pun dapat optimal.
- Integritas kulit: menggambarkan pola fungsi fisiologis kulit.
- Indera: menggambarkan fungsi sensori perseptual dengan panca indera itu.
- Cairan dan elektrolit: menggambarkan proporsi cairan dan elektrolit yang tepat.
- Fungsi neurologis: menggambarkan pola control neurologist, pengaturan dan intelektual.
- Fungsi endokrin: nggambarkan pola control dan pengaturan termasuk respon stress dan sistem reproduksi
b.Konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain.
c.Fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan denagn bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola itu.
d.Interdependent merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok. .
5. Dalam proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan energi agar mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan, perkembangan, reproduksi dan keunggulan sehingga proses ini memiliki tujuan untuk meningkatkan respons adaptif..
Secara ringkas, Roy mengemukakan bahwa individu sebagai mahluk biopsikososial dan spiritual sebagai kesatuan utuh yang memiliki koping untuk beradaptasi terhadap segala perubahan lingkungan.Dalam mengemukakan konsep ini, asumsi yang dimilikinya daiantaranya yaitu sebagai individu yang sehat, individu mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biopsikososial yang menggunakan koping yang positif maupun yang bersifat negatif. Untuk mampu beradaptasi setiap individu akan berespons terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri, kemampuan berrperan dan berfungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri dan selalu menggunakan koping yang efektif dalam rentang sehat-sakitnya.
Kebutuhan akan konsep diri positif berfokus pada persepsi diri yang meliputi kepribadian, norma, etika, dan keyakinan seseorang.Kemandirian lebih difokuskan pada kebutuhan akan dukungan orang lain.Peran dan fungsi optimal lebih difokuskan pada perilaku individu dalam menjalankan peran dan fungsi yang diembannya (Rambo,1984, dikutip dari Taylor C., dkk1989).
Jadi, kebutuhan asuhan keperawatan muncul ketika klien tidak dapat beradaptasi terhadap lingkungan internal maupun eksternal. Seluruh individu harus beradaptasi terhadap kebutuhan berikut:
a. Pemenuhan kebutuhan fisiologi dasar
b. Perkembangan konsep diri positif
c. Penampilan peran sosial
d. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan.
Dari keempat kebutuhan itu, perawat harus menentukan apakah kebutuhan diatas apakah menyebabkan timbulnya masalah bagi klien atau tida dan mengkaji mengkaji bagaimana klien beradaptasi terhadap hal tersebut. Jadi, kebutuhan asuhan keperawatan muncul bertujuan untuk membantu klien beradaptasi.
Contoh: Klien yang banyak kehilangan cairan dan elektrolit karena diare yang berkepanjangan dan saat ini turgor kulit jelek, mata anemis. Untuk mengatasi hal tersebut, perawat harus jeli dan cermat membuat intervensi agar kebutuhan cairan dan elektrolitnya terpenuhi.

Sunday 12 September 2010

Etika Terhadap Mertua

• Menghargai Ucapan Mertua
mereka menyinggung perasaan kita. Dan apabila ada persoalan atau masalah dengan mertua Maka masalah itu kita selesaikan dengan kemampuan dan cara yang baik terhadap mertua kita.
Dengan demikian akan terbentuk hubungan Sebagai menantu yang baik jika mertua sedang berbicara kita harus mendngarkan ucapan yang ia ucapkan. Walaupun kadang yang harmonis antara menantu dengan mertua dalam keluarga yang kita bina.
Sebagai menantu yang baik, sebaiknya kita menyikapi dan memberikan kasih sayang yang sama antara mertua dan orang tua tanpa perbedaan yang mencolok.

• Pandanglah Mertua Sebagai Orang Tua Sendiri
Sebagai menantu yang baik, sebaiknya kita menyikapi dan memberikan kasih sayang yang sama antara mertua dan orang tua tanpa perbedaan yang mencolok.

• Jangan Membuat Iri Menantu Yang Lain
Sikap kita sebagai menantu dalam berumah tangga hanya sebagai anak dan orang tua. Tidak ikut campur dalam urusan rumah tangga kakak atau adik ipar kita. Dan sebaiknya kita menjadi contoh yang baik bagi menantu-menantu yang lain.
• Menyambut Mertua Ketika Berkunjung
Ketika mertua berkunjung kerumah kita menyambut dengan penuh suka cita dan menjamunya dengan baik walaupun dengan jamuan yang sederhana.
Jangan sampai kita mengucapkan kekurangan suami kita kepadanya. Karena seorang istri merupakan pintu dari suaminya.

• Boleh melanggar perintah mertua
Kita boleh melanggar perintah mertua ketika perintahnya itu melampaui batas-batas yang tidak wajar. Dalam menghormati mertua, kita boleh tidak melebihi dari apa yang diperintah suami dan ketika kita sudah berumah tangga, kita tidak harusl ebih mendengarkan ucapan pasangan kita dari pada orang lain.

Masalah Sosial

A. Pengertian
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial atau menghambat yang terpengaruhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial.
Apabilla ada unsur-unsur-unsur dan menyebabkan terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok.
Suatu kebudayaan mungkin berubah sedemikian rupa bila para anggota masyarakat merasa bahwa kebutuhannya tak dapat dipenuhi oleh kebutuhannya. Dan dia akan merasa bahwa kehidupan didunia ini tak ada gunanya.

B. Klarifikasi Masalah Sosial
Sebuah masalah sosial sesungguhnya merupakan akibat dari interaksi sosial. Dalam keadaan normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat.
Ada banyak faktor yang menjadi sumber masalah sosial di dalam masyarakat, diantaranya adalah faktor ekonomis, biologis, psikologis dan kebudayaan setempat. Semua faktor itu memunculkan kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial. Setiap kelompok masyarakat memiliki norma sendiri yang menjadi ukuran kesejahtera, kesehatan, serta penyesuaian diri baik individu maupun kelompok.
Soejono Soekanto membedakan masalah sosial menjadi empat, yaitu :
a. Masalah sosial dari faktor ekonomis, misalnya kemiskinan, pengangguran.
b. Masalah sosial dari faktor biologis, misalnya penyakit menular
c. Masalah sosial dsri fsktor psikologis, misalnya penyakit saraf, bunuh diri, gila dll
d. Masalah sosial dari faktor kebudayaan, misalnya perceraian, pencurian, kenakalan remaja, konflik ras dll.
Pengelompokan yang lainnya adalah berdasarkan :
a. Kepincangan warisan fisik yang diakibatkan oleh pengurangan atau pembatasan-pembatasan sumber daya alam.
b. Warisan sosial, misalnya pertumbuhan dan berkurangnya penduduk, pembatasan kelahiran,migrasi, angka harapan hidup, kualitas hidup, pengangguran, depresi, pendidikan, politik dan supremasi hukum
c. Kebijakan sosial, misalnya perencanaan ekonomi, perencanaan sosial dll.

C. Kriteria Masalah Sosial
Para sosiolog telah menyusun ukuran-ukuran atau kriteria yang termasuk ke dalam masalah sosial sebagai berikut.
1. Kriteria Utama
Unsur utama dari masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi nyata kehidupan. Artinya adanya ketidakcocokan antara anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan yang telah terjadi dalam kenyataan pergaulan.
2. Sumber Masalah Sosial
Masalah-masalah sosial tidak hanya beraslal dari kondisi-kondisi atau proses-proses sosial, tetapi juga berasal dari bencana alam, misalnya gempa bumi, kemarau panjang banjir, dan lain-lain.Akibat lanjutannya adalah kemiskinan, kelaparan, dan lain-lain.
3. Penetapan Masalah Sosial
Pada masyarakat maupun tidak mungkin setiap anggota menentukan sendiri nilai-nilai sosial, untuk kemudian dilebur menjadi sebuah pendapat. Sebab, individu sesuai dengan kedududukannya dan peranannya dan peranannnya di dalam masyarakat mempunyai nilai dan kepentingan-kepentingan yang berbeda-beda.
4. Masalah-Masalah Sosial Nyata dan Laten
Masalah-masalah social nyata adalah masalah social yang timbal sebagai akibat terjadinya kepincangan-kepincangan yang disebabkan tidak sesuainya tindakan-tindakan dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan masalah social laten adalah masalah –masalah social yang terjadi di dalam masyarakat tetapi masyarakat tidak mengakuinya sebagai masalah ditengah-tengah mereka.
5. Perhatian Masyarakat
Suatu kejadian yang merupakan masalah social belum tentu menjadi perhatian masyarakat, sebaliknya suatu yang menjadi pusat perhatian juga belum tentu merupakan masalah sosial. Misalnya, robohnya jembatan baja yang melintasi sebuah sungai sangat menarik perhatian meskipun bukan masalah social.

D. Beberapa Masalah Sosial Penting
1. Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu keadaan seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Pada masyarakat yang bersahaja, kemiskinan identik dengan kesulitan memenuhi kebutuhan primer. Tetapi, pada masyarakat kota yang lebih modern, kemiskinan berarti harta bendanya tidak cukup untuk memenuhi standar kehidupan yang ada di lingkungannya. Inilah yang menyebabkan kemiskinan menjadi masalah sosial.
Kemiskinan menyebabkan orang-orang tidak dapat memperoleh pendidikan yang layak, sehingga kualitasnya rendah. Selain itu kemiskinan menyebabkan orangorang melakukan tindakan yang melanggar norma dan nilai, misalnya mencuri, melacur, korupsi, dsb. Ini semua disebabkan karena krang berfungsinya lembaga-lembaga ekonomi sehingga taraf kehidupan ekonomis masyarakat tidak dapat diangkat ke kedudukan yang lebih baik.

2. Kejahatan
Kondisi-kondisi dan proses sosial menghasilkan berbagai perilaku sosial di masyarakat, termasuk perilaku kejahatan. Kejahatan dianggap sebagai masalah sosial sebab dapat merugikan anggota masyarakat lainnya. Kejahatan terbentuk melalui proses imitasi, pelaksanaan peran sosial, diferensiasi, kompensasi, identifikasi dan kekecewaan yang agresif. Perilaku jahat itu dipelajari melalui pergaulan yang dekat dengan perilaku kejahatan sebelumnya, ditambah pengaruh media komunikasi seperti buku, koran, radio, dan film yang juga mendorong orang untuk berperilaku jahat atau sebaliknya menjauhinya.
Suatu gejala yang perlu mendapatkan perhatian adalah apa yang disebut white collar crime, yaitu kejahatan yang dilakukan oleh para pengusaha atau para pejabat di dalam menjalankan peranan fungsinya. Golongan tersebut menganggap dirinya kebal terhadap hukum dan sarana-sarana pengendalian sosial lainnya, karena kekuasaan dan keuangan yang dimilikinya dengan kuat.
3. Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena anggota-anggota gagal memenuhi kewajiban-kewajiban yang sesuai dengan peran sosialnya.
Secara sosiologis, bentuk-bentuk disorganisasi antara lain:
a. Keluarga yang tidak lengkap karena hubungan luar nikah;
b. Keluarga yang mengalami pisah ranjang atau perceraian, yang biasa disebut broken home;
c. Buruknya komunikasi dalam keluarga;dan
d. Hilangnya pimpinan keluarga karena meninggal, dihukum atau bertugas ke luar kota dalam waktu lama.
e. Terganggunya keseimbangan jiwa (gila) pada salah satu anggota keluarga, teruatama ayah atau ibu.
4. Masalah Remaja
Masalah remaja dalam masyarakat modern pada umumnya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan. Yakni keinginan untuk melawan dan apatis. Pemuda pada umumnya merasa telah dewasa secara fisik (biologis), akan tetapi para orang tua mengaggap bahwa mereka belum dewasa sehingga tidak boleh memikul beban-beban orang dewasa.
Masa remaja dikatan sebagai suatu masa yang berbahaya, karena pada periode itu seseorang meninggalkan kehidupan anak-anak untuk menuju ketahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai masa krisis, karena belum adanya pegangan. Sedangakn kepribadiannya sedang mengalami pembentukan yang memerlukan bimbingan dari orang tuanya.

5. Peperangan
Peperangan dipandang sebagai bentuk pertentangan yang dahsyat dan sulit dipecahkan sepanjang sejarah kehidupan manusia. Peperangan juga dapat dipandang sebagai lembaga kemasyarakatan sebab setelah peperangn biasanya diikuti dengan akomodasi yang melahirkan bentuk-bentuk kerjasama baru antar negara atau masyarakat yang terlihat konflik.
6. Pelanggaran terhadap Norma.
a. Pelacuran
Pelacuran adalah suatu pekerjaaan informal yang menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapatkan upah.Pelacuran ini mempunyai pengaruh besar terhadap moral generasi bangsa kita.
Sebab-sebab terjadinya pelacuran ada dua, yaitu eksogen dan endogen. Faktor eksogen merupakan faktor dari luar diri orang tesebut.Faktor utama dari faktor eksogen ini diantaranya, faktor ekonomi, urbanisasi yang tak teratur, keadaan perumahan yang memenuhi syarat dan lain-lain.Namun, sebab utama sebenarnya adalah konflik menta, situasi hidup yang tidak menguntungkan pada masa anak-anak dan pola kepribadian yang kurang dewasa yang ditambah dengan tingkat intelegensia yang bertaraf rendah.
b. Delikuensi Anak-anak / Kenakalan Remaja
Delikuensi anak-anak yang terkenal di Indonesia adalah masalah cross boys dan cross girl atau geng yang merupakan sebutan bagi anak-anak muda yang tergabung dalam suatu ikatan/organisasi formal atau semi formal yang mempunyai tingkah laku yang kurang/tidak disukai masyarakat, misalnya perkelahian antar pelajar, pencopetan, memakai narkotika dan obat-obat terlarang, pergaulan bebas, dan lain-lain.
c. Alkoholisme
Masalah alkoholisme dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada umumnya berkisar pada apakah alkohol boleh atau dilarang dipergunakan dan tergantung siapa yang boleh menggunakan, dimana dan dalam kondisi yang seperti apa.

d. Kelainan Seksual
Kelainan seksual disini termasuk homoseksual, baik yang dilakukan sesama lelaki maupun yang dilakukan oleh perempuan.Secara sosiologis, homoseksual adalah seseoarng yang cenderung mengutamakan orang yang jenis kelaminnya sebagai mitra seksual.Mereka menderita konflik batiniah yang menyangkut identitas diri yang bertentangan dengan identitas sosial sehingga ada kecenderungan untuk mengubah karakteristik seksualnya.
e. Masalah Kependudukan
Penduduk suatu negara, pada hakikatnya merupakan sumber yang sangat penting bagi pembangunan. Salah satu tanggung jawab negara adalah meningkatkan kesejahteraan penduduk serta mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap gangguan kesejahteraan. Gangguan-gangguan itu diantaranya:
- Bagaimana menyebarkan penduduk, sehingga tercipta kepadatan penduduk yang serasi untuk seluruh Indonesia.
- Bagaimana mengusahakan penurunan angka kelahiran, sehinggaperkembangan kependudukan dapat diawasi dengan seksama.
f. Masalah Lingkungan Hidup
Masalah lingkunagn hidup adalah masalah-masalah yang berada di sekitar manusia, baik secara individu maupun dalam pergaulan hidup. Linkungan hidup tesebut dibedakan menjadi kategori-kategori sebagai berikut:
• Lingkungan fisik, yaitu semua benda mati yang ada sekeliling manusia;
• Lingkungan biologis, yaitu segala sesuatu disekeliling manusia yang berupa organisme yang hidup (disamping manusia itu sendiri).
• Lingkungan sosial, yaitu terdiri dari orang-orang baik individual maupun kelompok yang berada di sekeliling manusia.
Lingkungan terjadi karena adanya hubungan timbal-balik antara organisme-organisme hidup tertentu yang membentuk suatu keserasian atau keseimbangan tertentu.Apabila pada suatu saat terjadi gangguan pada keserasian tersebut, maka pada saat lain terjadi proses penyerasian kembali. Keseluruhan lingkungan hidup tersebut biasanya dinamakan masyarakat organisme hidup atau biotic community. Di dalam masyarakat, organisme hidup tersebut, lazimnya terdapat piramida kehidupan, yang merupakaan posisi kehidupan organisme-organisme tertentu.
g. Birokrasi
Birokrasi adalah organisasi yang bersifat hirarkis, yang ditetapkan secara rasional untuk mengkoordinasikan pekerjaan orang-orang untuk kepentingan pelaksanaan tugas-tugas administratif.
Istilah yang digunakan untuk birokrasi yang menghambat roda pemerintahan atau birokrasi itu menyimpang dari tujuannya yaitu bureaucratism atau sering disebut red tape.
Ciri-ciri birokrasi dan cara pelaksanaanya menurut max weber, ialah sebagai berikut:
- Adanya ketentuan tegas dan resmi mengenai kewenangan yang didasarkan pada peraturan-peraturan umum, yaitu ketentuan-ketentuan hukum dan administrasi.
- Berrinsip pertingkatan (bierarchhy) dan derajat wewenang.
- Ketatalaksanaannya suatu birokrasi yang modern didasarka pada dokumen-dokumen tertulis (files), disusun dan dipelihara aslinya ataupun salinannya.
- Bila birokrasi secara berkembang dengan penuh, maka kegiatan-kegiatannya meminta kemampuan bekerja yang maksimal dari pelaksanaannya.
- Pelaksanaan birikrasi didasarkan pada ketentuan-ketentuan umum yang bersifat langgeng atau kurang langgeng, sempurna atau kurang sempurna, semuanya dapat dipelajari. Meliputi hukum, ketatalaksanaan administrasi dan perusahaan.
Dengan ciri diatas maka dapat disimpulkan borokrasi paling sedikit mencakup lima unsur, yaitu:
• organisasi;
• pengerahan tenaga;
• sifat yang teratur;
• bersifat terus menerus;dan
• mempunyai tujuan.
E. Pemecahan Masalah Sosial
Dewasa ini ditemukan cara-cara analisis yang lebih efektif, walaupun metode-metode lama yang terbukti tidak efektif, tapi belum dapat dihilangkan begitu saja.Artinya setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah sosial, baru diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya. Sehingga diperlukan suatu kerja sama antara ilmu pengetahuan kemasyarakatan pada khususnya untuk memecahkan masalah sosial itu (secara interdisipliner).
F. Perencanaan Sosial (Social Planning)
Perencanaan sosial (social planning) pada dewasa ini menjadi ciri umum bagi masyarakat yang sedang mengalami perubahan atau perkembangan. Sebenarnya perencanaan sosial yang bertujuan untuk melihat jauh kedepan telah dipikirkan oleh para sosiolog.Auguste comte misalnya, berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk melihat jauh kemuka serta mengendalikan tujuannya

Cairan dan Elektrolit



A. Pengertian
Kita memerlukan cairan dan elektrolit dalam proporsi yang benar dalam berbagai jaringan agar kondisi tubuh tetap sehat. Kekurangan cairan akan lebih parah dari pada kekurangan bahan makanan. Air merupakan bagian besar dari jaringan yang berfungsi mempertahankan konsentrasi normal garam dalam jaringan dan mengatur berbagai proses dalam tubuh sehingga terjadinya proses osmosis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelatrut) dan zat tertentu (zat pelarut).
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbanagan cairan tubuh bergantung anatara satu dengan yang lainnya. Jika salah satu terganggu, maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
a. Cairan
Berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari ± 60% cairan (air dan elektrolit) atau 50 liter air dalam tubuh pada seseorang dengan berat badan rata-rata 70 kg.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi jumlah cairan dalam tubuh yaitu umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak tubuh. Karena wanita memiliki kandungan lemak lebih banyak, jumlah air dalam seorang wanita sekitar 10% lebih sedikit dari laki-laki.Air membentuk 75% tubuh bayi, 60%- 70% laki-laki (umur 20-40 tahun), sekitar 50% pada wanita (20-40 tahun) , dan 45-50% pada tubuh orang yang berusia lanjut.
Cairan yang terkandung dalam dua kontapartemen utama dalam tubuh, yaitu:
• Cairan intraselular (CIS) atau disebut juga cairan dalam sel yaitu sekitar 70% atau dua per tiga jumlah total air dalam tubuh. CIS ini merupakan medium tempat terjadinya aktivitas kimia sel.
• Cairan ekstraselular (CES) atau disebut juga dengan cairan luar sel, yaitu sekitar 30% jumlah total air dalam tubuh.. CES ini merupakan medium untuk pengangkutan zat kimia dari satu sel, ke sel yang lain. Air ini terdapat dalam :
- Cairan interstisiel adalah cairan yang terletak diantara sel;
- Cairan intravascular (plasma) adalah cairan di dalam sistem vasculer,dan;
- Cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebro spinal, cairan intra okuler, dan sekresi saluran cerna.
Kurang lebih 3 liter dari rata-rata 6 liter cairan darah terdiri dari plasma. Tiga liter sisanya terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Khusus buah-buahan dan sayur-sayuran mengandung lebih dari 85% air. Sejumlah air dalam tubuh juga diperoleh dari oksidasi makanan.

b. Elektolit
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intraverna dan didistribusikan keseluruh bagian tubuh.
Elektrolit dalam cairan tubuh merupakan kimia aktif (kation, yang mengandung muatan positif dan muatan negatif). Kation-kation utama dalam caiaran tubuh adalah natrium, kalium, kalsium, dan maganesium. Sedangkan anion-anion utamanya adalah klorida, bikarbonat,fosfat,sulfat, dan proteinat.
Konsentrasi elektrolit dalam CIS berbeda dari konsentrasi dalam CES. Perbedaannya yaitu karena teknik-teknik khusus dibutuhkan untuk ukur konsentrasi elektrolit dalam CIS. Umumnya elektrolit diukur pada bagian yang paling mudah didapatkan dari cairan tubuh ekstraseluler yaitu plasma.
Ion natrium yang bermuatan positif jumlahnya jauh melebihi katon lain dalam cairan ekstraseluler karena natrium mempengaruhi konsentrasi CES.
Tubuh mengeluarkan sejumlah besar energi untuk mempertahankan konsentrasi natrium ekstraseluler yang tinggi. Tubuh melakukan hal ini dengan cara pompa membran sel yang akan menukar ion-ion natrium dan kalium. Pergerakan cairan yang normal melalui dinding kapiler kedalam jaringan, tergantung pada kekuatan tekanan hidrostatik (tekanan yang dihasilkan oleh cairan pada dinding pembuluh darah) pada kedua ujung pembuluh arteri dan vena dan tekanan osmotik yang dihasilkan oleh protein plasma.
• Elektrolit Utama Dalam Tubuh Manusia
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan non elektrolit. Non elektrolit adalah zat pelarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidk bermuatan listrik, seperti protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida, dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, bikrbonat, fosfat, dan sulfat.
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan yang lainnya. Tetapi meskipun konsentrasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralistik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif
• Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam 3 fase, yaitu:
1. Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, nutrisi, dan oksigen yang diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
2. Fase II :
Cairan interstinal dengan komponennya pindah dari darah kapiler kedalam sel.
3. Fase III :
Cairan dan subtansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstisial masuk kedalam sel.



Metode Perpindahan Cairan dan elektrolit tubuh:
- Difusi :
Yaitu kecenderungan alami dari suatu subtansi untuk bergerak dari suatu area dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke area dengan konsentrasi yang lebih rendah.
- Filtrasi :
Yaitu tekanan hidrostatik dalm kapiler yang cenderung untuk menyaring cairan keluar dari kompartemen vaskuler kedalam cairan interstisiel.
- Osmosis:
Yaitu perpindahan cairan yang menembus membrane semi permeable dari area dengan konsentrasi zat pelarut rendah ke area dengan konsentrasi zat pelarut yang lebih tinggi.
- Aktif transport:
Yaitu pompa fisiolgis yang memindahkan cairan dari area dengan konsentrasi yang lebih rendah ke area dengan konsentrasi lebih tinggi.

B. Rute Pemasukan dan Kehilangan
Air dan elektrolit diperoleh dengan dengan berbagai cara. Dalam keadaan sehat, seseorang dapat memperoleh cairan dari minum, makan dan oksidasi makanan dalam tubuh. Dalam beberapa penyakit, cairan bisa diberikan melalui jalur parenteral (secara intravena atau subkutan) atau melalui selang nutrisi enteral dalam lambung atau intestine.
Organ-organ tempat kehilangan cairan:
- Ginjal
- Kulit;
- Paru-paru, dan;
- Traktus gastrointestinal.

C. Keseimbangan Air
Keseimbangan air dapat dicapai dengan asupan dan pengeluaran air yang seimbang.Sedangkan masalah utamanya adalah bagaimana cara mempertahankan cukup air dalam tubuh.
Di dalam tubuh seorang yang sehat, volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas nyaman. Dalam kondisi normal, intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh, maka tubuh akan kehilangan cairan antara lain melalui proses penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal (urine), eksresi pada proses metabolisme.
• Intake Cairan
Selama aktifitas dan temperatur sedang, orang dewasa minum kira-kira 1500 ml/hari. Sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml/hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml/hari diperoleh dari makanan dan oksidasi selama proses metabolisme.
• Output Cairan
Kehilangan cairan tubuh dapat melalui:
Urin
Proses pembentukan urin oleh ginjal dan eksresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urin sekitar 1400-1500 ml/jam. Pada orang dewasa yang sehat kemungkinan produksi urin bervariasi dalam setiap harinya.Bila aktivitas kelenjar meningkat, maka produksi urin akan menurun supaya tetap mempertahankan kesaimbangan dalam tubuh, begitu pula sebaliknya.
- IWL (Insesible Water Loss)
Insesible water loss terjadi melalui kulit dengn mekanisme difusi. Pada orang dewasa, normal kehilanagn cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 ml/hari. Tapi apabila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat, maka IWL dapat meningkat.
- Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas. Respon ini berasal dari anterior hypothalamus. Sedangkan impulsnya di transfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan saraf simpatis pada kulit.
- Feces
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 ml/ hari yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat terjadi dalam berbagai kondisi yang mengakibatkan :
a. Defisiensi cairan:
Defisiensi cairan atau kelebihan cairan ini terjadi pada koma,
ketidakmampuan untuk menelan, tidak memiliki air minum seperti pada saat dipadang pasir atau di tengah laut.
b. Defisiensi natrium:
Defisiensi yang terjadi pada keringat berlebih jika cairan hanya di gantikan tanpa garam dan pada penyakit Addison, penyakit korteks adreal.
c. Defisiensi kalium
Defisiensi kalium atau kelebihan kalium ini terjadi pada diare, krisis diabetik, terapi diuretik jangka panjang, ketika pasien diberi infuse. glukosa- salin jangka panjang tanpa tambahan kalium. Kelebihan kalium ini terjadi pada cedera jaringn berat dan gagal ginjal kronik.

D. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Umur
Kebutuhan intake intake cairan bervariasi tergantung dari usia. Karena usia sangat berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibandingkan dengan usia dewasa.
- Iklim
Orang yang di daerah yang panas(suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubu dan elektrolit melalui keringat.
- Diet
Diet seseorang berpenaruh pada intake cairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat, maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga kaya akan serum albumin dan catatan protein akan menurun padahal keduanya sanagt diperlukan dalam poses keseimbanagn cairan seingga hal ini akan menyebabkan edema.
- Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glikogen otot.

Pneumococcus

A. Pengertian

Streptococcus merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat, yang mempunyai karakteristik dapat membentuk pasangan atau rantai selama pertumbuhannya. Srteptococcus termasuk kelompok bakteri yang heterogen dan tidak ada satu system pun yang mampu mengklasifikasikannya. Streptococcus ini ada dua puluh jenis. Yang salah satunya adalah Streptococcus peumoniae (pneumococcus). Untuk mengetahui lebih lanjutnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi antigen polisakarida pada kapsul.
Sedangkan pneumococcus (Streptococcus pneumoniae) adalah diplococcusgram positif, sering berbentuk lanset atau berbentuk rantai pendek, bagian belakang tiap pasangan sel secara khas berbentuk tombak (runcing tumpul) atau seperti memiliki kapsul, tidak membentuk spora dan tidak berferak tetapi galur yang ganas berkapsul, menghasilkan α-hemolisis pada agar darah dan akan terlisis oleh garam empedu dan deterjen.
Diplokokus berbentuk lanset ini ditemukan pada saliva manusia oleh Sternberg dan Pasteur pada tahun 1881 di tempat yang terpisah. Meskipun kedua orang tersebut masing-masing berhasil membuat septicemia dengan jalan menyuntikkan kuman ini pada kelinci, namun mereka tidak menghubungkan dengan penyakit pneumonia.




B. Morfologi dan Identifikasi
Secara makroskopik nampak sebagai kokus berbentuk lanset, tipikal gram-positif yang sering dilihat dalam specimen kultur baru, biasanya berpasangan dan berselubung. Dalam sputum atau nanah. Semakin lama, organisme cepat berubah menjadi gram negative dan mengalami lisis secara spontan.
Pneumococcus membentuk koloni bundar kecil . Pertama berbentuk kubah dan kemudian berkembang membentuk pusat platelau dengan tepi yang mengalami peninggian. Pneumococcus merupakan hemolitik α pada agar darah. Pertumbuhanya ditingkatkan oleh 5-10% CO.
Pnemococcus tipe III berbentuk bulat, baik yang berasal dari eksudat maupun dari perbeniha. Rantaian panjang terdapat bila ditanam dalam perbenihan yang hanya sedikit mengandung magnesium.

C. Struktur Antigen
Antigen terpenting adalah kapsul polisakarida yang menentukan virulensi dan 5 macam tipe spesifik. Namun secara imunologi dibedakan menjadi 84 tipe. Polisakarida merupakan suatu anatigen yang mendapatkan respon sel B. Bagian somatis pneumococcus mengandung protein M dimana karakteristik untuk masing-masing tipe dan kelompok karbohidrat spesifik bersifat umum bagi semua pneumococci. Karbohidrat dapat direspirasi oleh protein reaktif C, yakni substansi yang didapat dalam serum pasien-pasien tertentu.
Jika kuman dicampur dengan serum anti spesifik ( antipolisakarida dari tipe sama atau dengan polivalen diatas mikroskop), maka selubung akan membengkak atau berkembang secara nyata. Reaksi ini disebut reaksi quelung. Reaksi ini bermanfaat untuk identifikasi cepat dan penentuan tipe organisme baik dalam sputum maupun dalam kultur.

D. Patogenesis
Pneumococcus merupakan penghuni normal tractus respiratorius bagian atas manusia sekitar 60-80% dan dapat menyebabkan pneumonia, sinusitis, otitis, bronchitis, conjungtivis, bakteremia, meningitis, osteomeilitis, arthritis, bronchitis, ulcerasi kornea, endokarditis dan proses infeksi lainnya.
Pneumococcus merupakan penghuni normal tractus respiratorius bagian atas manusia sekitar 60-80% dan dapat menyebabkan pneumonia, sinusitis, otitis, bronchitis, conjungtivis, bakteremia, meningitis, osteomeilitis, arthritis, bronchitis, ulcerasi kornea, endokarditis dan proses infeksi lainnya.
Pneumococcus pada orang dewasa, tipe 1-8 bertanggung jawab kira-kira 75% kasus pneumonia yang lebih dari setengah angka kematian akibat bakteremia karena pneumococcus terutama pada anak-anak.
Sekitar 40-70% dari manusia kadang-kadang merupakan carrier (pembawa) pneumococcus yang virulen, maka mukosa pernapasan normal harus memiliki daya tahan alamiah bagi pneumococcus. Faktor-faktor yang mungkin menyebabkan rendahnya resistensi dan berpengaruh pada infeksi pneumococcal, diantaranya sebagai berikut:
a. Ketidak normalan saluran pernapasan;
b. Alkohol atau intoksikasi obat;
c. Dinamika peredaran abnormal;dan
d. Mekanisme lain.

E. Patologi
Infeksi pneumococcus menyebabkan pengeluaran cairan edema fibrin secara berlebihan kedalam alveoli, yang diikuti oleh sel darah merah dan leukosit yang menyebabkan kosolidasi dari paru-paru. Mereka dapat mencapai aliran darah melalui cairan limfa dari paru-paru. Dinding alveolar tetap utuh secara normal selama infeksi. Kemudian sel-sel mononuclear secara aktif melakukan fagosit pada debris, dan fase cairan ini secara bertahap disrap kembali. Pneumococcus ditangkap oleh fagosit dan dicerna secara intraseluler.

F. Tanda-Tanda Klinis
Awal penyakit ini, ketika demam meninggi, maka dalam bakteremia tampak dalam10-20% kasus. Serangan pneumonia oleh pneumococcus biasanya mendadak diikuti dengan demam, menggigil dan nyeri tajam pada pleura. Sputum mirip dengan eksudat alveolar, secara karakteristik berdarah atau berwarna merah kecoklatan.Dengan terapi antimikroba, penyakit biasanya hilang secara bertahap. Jika obat-obat diberikan secara awal, maka pekembangan konsolidasi terganggu.

G. Uji Diagnostik Laboratorium
Pertama kita ambil darah untuk kultur dan sputum untuk mengetahui apakah ada pneumococcus melalui hapusan dari kultur. Sputum dapat diamati dengan cara:
- Hapusan yang diwarnai;
- Tes pembengkakan kapsul;
- Kultur;
- Suntikan intraperitoneal sputum pada tikus;dan
- Pneucoccal meningtis.

Sampel bisa berasal dari makanan, muntahan penderita (isi lambung), feces, dan darah untuk memeriksa adanya toxin botulinum, perbenihan dan percobaan binatang.


H. Kekebalan
Kekebalan terhadap infeksi oleh pneumococcus adalah tipe spesifik yang tergantung pada antibodi terhadap polisakarida kapsuler dan pada fungsi fagostik. Vaksin dapat menimbulkan produksi antibodi terhadap polisakarida kapsuler.
Kuman pneumococcus dalam sputum yang kering yang tidak terkena sinar matahari secara langsung dapat tahan beberapa bulan. Dalam perbenihan biasa mati setelah babarapa hari, tetapi dapat dipertahankan dan tetap virulen berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bila disimpan dalam keadaan liofil.

I. Mortalitas
Angka kematian pada pneumonia tergantung pada ras, seks, umur, keadaan umum penderita, tipe kumannya, luasnya bagian paru-paru yang terkena, ada tidaknya septikemia, ada tidaknya komplikasi, pemberian terapi spesifik, dan faktor lainnya.

J. Pencegahan dan Pengobatan
Peningkatan daya tahan tubuh, personal hygiene dan sanitasi lingkungan yang baik dapat mencegah penularnya penyakit yang disebabkan oleh flora ini.
Semua tipe pneumococcus sensitif terhadap penisilin. Penisilin merupakn drug of choice yang berbahaya bila terjadi infeksi sekunder oleh safilococcus yang resisten terhadap penisilin dan antibiotika lainnya. Pada pneumonia dan septikemia cukup dengan penisilin dosis 500.000-1.000.000 satuan setiap hari. Sedangkan pada meningtis diperlukan dosis yang lebih tinggi agar dapat mencapai selaput otak.