Friday 4 March 2011

Morbili

 
A.    Definisi.
Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu Kesehatann Anak Edisi 2, th 1991. FKUI).
Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi ( Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000)

B.     Manifestasi klinis.
Morbili adalah penyakit infeksi virus menular yang dapat menyerang anak yang masa inkubasinya berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari dan kemidian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium
yaitu :
1.      Stadium katararis
Stadium ini berlangsung 4-5 hari dengan gejala flu, batuk demam, terjadi konjungtivitas, nyeri tenggorok, pembesaran kelenjar getah bening dan terjadi koplik, yaitu bercak putih kelabu yang dikelilingi kemerahan.
2.      Stadium erupsi
Stadium ini ditandai dengan adanya titik merah pada palatum durum dan palatum mole, setelah itu adanya bercak makulpapuler peda muka, serta tubuh dan anggota gerak.
3.      Stadium konvalensi
Pada stadium ini gejala-gejalanya sudah mulai menghilang dan meninggalkan bekas, seperti adanya hiperpigmentasi. Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak-anak dan kemudian menjadi kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif melalui plasenta sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga bayi bisa terjangkit morbili. Bila ibu belum pernah menderita morbili maka bayi yang dilahirkan tidak mempunyai kekebalan terhadap morbili dan dapat menderita morbili setelah bayi dilahirkan.Bila seorang wanita hamil menderita morbili ketika kehamilan berumur 1 atau 2 bulan, kemungkinan 50% akan mengalami keguguran. Bila ia menderita pada trimester pertama, kedua atau ketiga, kemungkinan bayi yang dilahirkan akan cacat atau akan terjadi kelainan bawaan ( contoh: berat lahir rendah atau lahir mati atau bayi lahir namun kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.

C.    Patofisiologi
Organisme (virus morbili) menular melalui rute udara, dalam waktu 24 jam, dari awal muncul reaksi terhadap virus morbili maka akan terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus di sekitar kapiler. Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva. (Ngastiyah, 1997:352).
D.    Path way
Virus morbili
Droplet/kontak
Sekret nasofaring dan darah
Proliferasi sel mononukleus
Peningkatan polimorfonukleus disekitar kapiler
Stadium erupsi
-   Batuk meningkat
-   Ruang selaput lendir
-   Bercak koplik
Stadium katalaris (prodromal)4-5 hari
-   Panas
-   Lemah
-   Batuk
-   Konjungtivitis
-   Ruang selaput lendir
-   Bercak koplik
Stadium konvalensi(penyembuhan)
-   Erupsi berkurang
Komplikasi
-   Otitis media akut
-   Kelainan neurologis
-   bronkhopneumonia
Eksudat serous
 Komplikasi
Pada penyakit morbili terdapat retensi umum yang menurun sehingga dapat terjadi anergi (uji tuberkulin yang semula positif menjadi negatif). Keadaan ini memudahkan terjadinya komplikasi sekunder seperti otitis media akaut, enchephalitis, dan bronkopneumonia.

F.     Penyebab
1.      Virus morbili
Virus ini terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Cara penularanya biasanya melalui doplet dan kontak.
2.      SSPE
Penyebab ini sebenarnya tidak jelas, tetapi ada bukti-bukti bahwa virus morbili memegang peranan dalam patogenesisnya.Biasanya anak yang menderita penyakit ini sebelum usia 2 tahun. Sedangkan SSPE dapat timbul sampai 7 tahun setelah morbili.  SSPE yang terjadi  setelah vaksinasi morbili didapatkan kira-kira 3 tahun kemudian. Kemungkinan SSPE setelah vaksinasi morbili adalah 0,5-1,11 tiap 10 juta. Sedangkan setelah infeksi morbili sebesar 5,2-9,7 tiap 10 juta.
3.      Immunosupresive measles enchephalopaty
Biasanya didapatkan pada anak yang sedang dalam pemakaian oba-obatan imunosupresif atau anak yang sedang menderita defisiensi imunologik karena keganasan. Di Afrika didapatkan kebutaan sebagai komplikasi morbili pada anak yang menderita malnutrisi.

G.    Pencegahan
Pencegahan pada penyakit morbili ini adalah dengan imunisasi aktif yaitu dengan pemberian live attenuated measles vaccine. Pemberian vaksin ini dianjurkan pada anak berumur 15 bulan, karena diperkirakan sebelum anak berumur 15 bulan anak belum membentuk antibodi dari ibu. Untuk daerah endermis morbili dan daerah yang banyak terdapat tuberkulosis vaksinasinya dianjurkan pada umur 6 bulan dan revaksinasinya dilakukan pada umur 15 bulan.Namun sampai saat ini di indonesia anjuran vaksinasinya ketika bayi  masih diatas umur 9 bulan.
Bila terdapat alergi, sebaiknya vaksinasi ditunda sampai 2 minggu sesudah sembuh. Vaksinasi juga dapat diberikan pada pasien tuberkulosis yang aktif yang sedang mendapat tuberkulostatika. Vaksin ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati, pasien leukemia dan anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif. Vaksin morbili dapat diberikan dengan vaksin lain yang biasa disebut measles-mumps-rubella (MMR) atau hanya morbili saja.
Vaksin morbili juga tidak boleh diberikan pada anak dengan infeksi saluran pernapasan akut atau infeksi lainnya yang disertai demam, anak dengan defisiensi imunoogik, anak yang sedang diberikan pengobatan intensif dengan obat imunosupresif.

H.    Penatalaksanaan
a.       Medik
Pengobatan simptomatik dengan antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan lain ialah pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul.Apabila dengan malnutrisi berikan vitamin A 200.000 KI dan mengatasi penyulit lain dengan pemberian obat yang sesuai.
b.      Keperawatan
Masalah yang perlu diperhatikan pada morbili ini ialah kebutuhan nutrisi; gangguan suhu tubuh, gangguan rasa aman dan nyaman, resiko terjadi komplikasi dan kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
1.      Kebutuhan nutrisi.
Kekurangan nutrisi ini disebabkan adanya asupan nutrisi yang tidak adekuat karena menurunnya nafsu makan akibat proses patologis. Anak sering mengeluh mulutnya pahit sehingga tidak mau makan atau minum. Maka tujuan keperawatan yang diarahkan adalah kebutuhan nutrisi pada anak.
Tindakan : 
  • Selama masih anoreksia usahakan cairan dapat masuk lebih banyak dengan memberikan banyak minum. Dapat diberikan sari buah-buahan atau buah yang banyak mengandung air seperti jeruk dan lainnya yang anak sukai.
  •   Berikan makanan lunak misalnya bubur, pakai kuah sup atau santan pakai gula.
  •  Pemberian diit ini walaupun hanya sedikit tapi sering.
  •  Jika suhu tubuh sudah turun dan makan anak mulai timbul maka berikan diit TKTP.
  •   Berikan susu atau makanan dalam keadaan hangat.
  •   Monitor perubahan berat badan, adanya bising usus dan status gizi.
2.      Gangguan suhu tubuh.
Terjadinya hipertermia pada anak dengan morbili ini dapat disebabkan oleh adanya reaksi virus yang masuk kedalam tubuh. Demam tinggi menyebabkan pengeluaran cairan lebih banyak. Untuk mengatasinya adalah dengan mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
Tindakan :
ü  Monitor perubahan suhu tubuh, denyutan nadi.
ü  Lakukan tindakan yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti kompres hangat (menggunakan pakaian tipis untuk memudahkan proses penguapan).
ü  Berikan anti piretik dan antibiotik sesuai dengan ketentuan.
ü  Libatkan keluarga dalam perawatan dan ajari cara menurunkan suhu dan mengevaluasi.

3.      Gangguan rasa aman dan nyaman.
Gangguan ini dirasakan anak karena adanya demam, tidak enak badan, pusing, mulut terasa pahit dan kadang-kadang muntah.biasanya anak juga tidak tahan melihat sinar karena silau; batuk bertambah banyak dan akan berlangsung lama dari pada morbili itu sendiri. Jika eksantem telah keluar anak akan merasakan gatal, hal ini juga akan menambah gangguan rasa aman dan nyaman anak. Untuk mengatasinya adalah dengan tindakan :
Tindakan : 
  •   Untuk mengurangi rasa gatal anak diberi bedak salisil 1 % atau lainnya (atas resep dokter).
  •  Usahakan agar anak tidak tidur dibawah lampu karena silau.
  •  Jika mengompres lebih baik pada saat anak tidak sedang tidur.
  • Selama demam masih tinggi jangan dimandikan (boleh dilap muka, tangan dan kakinya saja).
  •   Jika suhu tubuh sudah turun untuk mengurangi rasa gatal dapat dimandikan dengan PK 1/1000 atau air hangat saja dan jangan terlalu lama. Dapt juga dengan phisohex/bethadine.

4.      Resiko terjadi komplikasi.
Penyakit morbili ini menyebabkan daya tahan tubuh sangat menurun. Hal ini dapat dibuktikan dengan uji tuberkulin yang semula positif berubah menjadi negatif. Ini menunjukkan bahwa antigen anibodi pasien sangat kurang kemampuannya untuk bereaksi terhadap infeksi. Oleh karena itu, resiko terjadi komplikasi lebih besar terutama jika sebelumnya keadaan umum anak kurang baik, seperti pada pasien dengan malnutrisi atau dengan penyakit kronik lainnya. Komplikasi yang sering terjad adalah OMA, enchephalitis dan yang paling sering adalah bronkopneumonia. Untuk menhindari atau mengurangi kemungkinan terjadi adanya penyebaran kuman atau komplikasi serta penulran pada orang lain maka dilakukan:
Tindakan:
  •   Lakukan perawatan pada daerah kulit secara aseptik.
  • Monitor adanya tanda komplikasi.
  •   Atur posisi tempat tidur dengan tinggi daerah kepala.
  •  Berika posisi yang bergantian miring ke kanan dan ke kiri.
  •  Berikan antibiotik sesuai dengan ketentuan.
  • Libatkan keluarga dalam perawatan dan ajari cara melakukan perawatan secara aseptik.
5.      Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Penyakit morbili ini bila mengenai anak yang menderita kekurangan gizi bisa menyebabkan kematian karena komplikasi. Oleh karena itu sangat perlu diberikan penyuluhan pad daerah yang rawan gizi agar semua balita diberikan vaksinasi campak. Selain itu juga penyuluhan tentang pentingnya pemberian gizi yang baik bagi anak  agar tidak muda terjadi infeksi. Jika kebetulan anak terserang morbili maka tidak akan mudah terjadi komplikasi yang berat.

By: me and eka...
Maaf lupa daftar pustakanya tidak dicantumkan